Sebelumnya perlu dipahami dulu bahwa anatomi (kita sebut saja onderdil) merpati hanya salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kinerja merpati seperti yang telah dibahas sebelumnya. Selain itu, banyak yang berpendapat bahwa onderdil merupakan "keunikan" dari setiap strain merpati. Ini artinya kita tidak bisa membuat suatu generalisasi yg berlaku umum bahwa onderdil yang bagus adalah bla..bla..bla. Sebagai contoh , iris mata strain Janssen pada umumnya lemah dan kurang bagus, tetapi ternyata iris yg kurang bagus ini bukan kelemahan untuk strain Janssen. Ada strain tertentu yg juga punya pupil tidak bulat, tetapi sedikit lonjong. Tapi ternyata pupil yg tidak bulat tersebut bukan kelemahan dari strain tersebut. Oleh karenanya, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa suatu burung jelek karena ada salah satu onderdilnya tidak memenuhi standard yang umum berlaku. Kita perlu melihat onderdil merpati secara menyeluruh.
Berikut ini saya sarikan ciri-ciri merpati yang baik menurut Joseph Rotondo. Bagi yang punya buku "Rotondo on Racing Pigeon" bisa dilihat di chapter 4 yang berjudul "selection of Superior Birds". Saya pribadi, tidak sepenuhnya sependapat dengan apa yang ditulis oleh Rotondo, tetapi silahkan dikaji sendiri.
1. Daging.......Dagingan yg dianggap baik adalah yg lembut dan fleksibel seperti balon yang ditiup. Dagingan yang seperti ini mengindikasikan bahwa burung tersebut memunyai "air sacs" (kantong udara) yang bagus. Air sacs berada di seluruh badan burung, tapi yang terpenting adalah pada bagian dada. Kalau kita pegang pada dada dengan jari, maka akan terasa seperti mainan anak-anak yg terbuat dari karet (kenyal).
Dengan adanya air sacs yg baik maka cadangan oksigen dalam tubuh cukup banyak dan akan membuat merpati mampu terbang lebih jauh. Sebaliknya, dagingan yang keras menunjukan bahwa burung tersebut air sacs-nya kurang bagus dan cepat kehabisan nafas.
2. Ukuran Badan.......Sudah pernah disinggung oleh Om Henry, bahwa burung long distance sebaiknya tidak terlalu besar dan kalau dipegang terasa ringan dan burung type sprinter lebih berotot. Sebenarnya sprinter bisa saja ukuran kecil atau sedang, tetapi bila angin cukup keras, ukuran badan yg lebih besar lebih menguntungkan bagi sprinter.
3 Tulang Dada...... Tulang dada (keel) bisa dilihat dengan menyibakkan bulu yg ada di dada. Untuk burung type sprinter, tulang dadanya lebih tipis. Untuk menentukan tebal-tipisnya tulang dada, bisa dilakukan dengan membandingkan tulang dada sprinter dan long distance. Dari situ, lama-lama kita akan dapat membedakan tulang dada yang tebal dan yang tipis.
4. Capit Udang.......Burung type sprinter capit udangnya lebih lebar dibandingkan dengan long distance. Untuk belajar membedakan kerenggangan capit udang juga bisa dilakukan dengan sering membandingkan capit udang sprinter dan long distance. jarak (ruang) antara ujung tulang dada bagian belakang dengan capit udang pada burung type sprinter lebih sempit dibandingkan dengan type long distance (jaraknya sekitar 2 jari). Burung type long distance memerlukan rongga yang lebih besar karena burung yang menempuh jarak jauh beberapa organ bagian dalam akan membesar sehingga diperlukan ruang yg lebih besar agar bisa mengakomodir organ tubuh yang membesar.
5. Pinggang.......Banyak pemain merpati yang tidak bida membedakan pinggang yang baik dan yang jelek. Pinggang yang baik adalah yang rata dan padat (flat and solid). Untuk mengetahui pinggang, bisa menggunakan jempol lalu sedikit ditekan dan diurut dari depan hingga tulang ekor. Tulang dada harus rata dan tidak boleh bergelombang. Kalau jempol kita urut terus sampai ke tulang ekor, maka tidak boleh ada celah yang curam ("njeglong"), tetapi sebaiknya lurus atau sedikit melengkung dibagian belakang pinggang. Untuk jenis sprinter, sebaiknya antara pinggang dan tulang ekor sebaiknya rata (seperti nyambung).
Untuk long distance, semakin besar (lebar) pinggangnya, semakin baik.
6. Sayap....... Untuk jenis sprinter, sayap lebih pendek dari jenis long distance. Untuk burung yang berwana tritis atau megan ujung sayap tidak boleh menyentuh garis hitam pada ujung ekor (catatan: pada burung warna megan atau tritis, ekor bagian ujung berwana hitam dan bagian depan berwana megan/biru telor asin). Jarak antara ujung sayap pada saat burung posisi berdiri kira-kira 1/2 inchi dari garis hitam pada ekor burung warna tritis atau megan. Tapi kalau jaraknya lebih dari 1/2 inchi juga tidak bagus.
Bulu saya lebar dan rapat (closed wing) dan tidak perlu ada "step up" antara bulu primer dan bulu sekunder. Semakin lebar bulu sayap cocok untuk kecepatan burung jenis sprinter .Alasannya, bulu sayap yang lebar dan pendek memungkinkan burung mengepak lebih cepat. Untuk jenis long distance, lar lebih sempit dibandingkan sprinter. Selain itu, untuk long distance perlu ada step-up antara bulu primer dan sekunder.
Bulu dibawah sayap sekunder harus tebal dan rapat sehingga angin tidak "mbrobos". Bulu sekunder yang panjang akan memberi keuntungan untuk burung terbang tinggi (passive lift).
7. Otot.......Otot sayap (pectoral) yang berada di bawah sayap sangat penting. Untuk burung jenis sprinter otot yang tebal (bulge). Untuk mendeteksi kualitas otot bisa diraba dengan jari dan untuk burung yang sudag terlatih akan terasa gumpalan otot yang keras.
8. Kepala dan Hidung.... Jenis sprinter, kepala dan hidung pada umumnya lebih kecil. Warna hidung harus putih bersih seperti kapur. Burung yg hidungnya pecah atau tidak putih mulus menandakan kesehatan yang kurang baik. Sementara bentuk kepala tidak penting. Yang lebih penting adalah ISI-nya. Burung sprinter cenderung lebih nervous dari pada long distance. Karananya kalau dipegang akan berontak.
9. Tulang Dada....Tulang dada burung long distance harus tebal dan kuat. Semakin tebal semakin baik karena ketebalan tulang dada mencerminkan kekuatan. Antara ujung belakang tulang dada dan capit udang harus ada ruang yang cukup luas. Ruang ini tempat organ bagian dalam seperti pangkreas yang akan mengembang bila burung terbang jauh.
10. Balance..... Yang dimaksud balance adalah perbandingan yang ideal antara panjang, tinggi dan lebar burung. Burung dikatakan balance apabila panjang dari tulang dada bagian depan sampai ujung sayap sama dengan panjang dari kaki sampai ujung kepala (burung dalam posisi berdiri). Kriteria lain dari burung yang balance adalah jarak tulang dari ujung depan tulang dada sampai kepala sama dengan jarak kedua pundak (wing butts). Dengan demikian burung yang leher dan kakinya terlalu panjang tidak ideal. (catatan: Saya masih agak sulit membayangkan bagai mana mengukur jarak antar pundak: apakah ditarik garis luris imaginer atau melengkung liwat pundak). Kalau cara mengukur jarak pundak pakai garis lurus, maka dada burung akan sangat lebar.
11. Kaki....... Pada saat burung terbang maka jempol kaki akan nyantol di ujung bulu ekor bagian dalam (pangkal ekor) agar tidak lelah saat terbang. Apabila kaki terlalu panjang maka, jempol kaki akan melewati pangkal bulu ekor. Jadi kaki yang terlalu panjang tidak bagus.
12. Bulu Dada..... Semakin tebal bulu dada semakin baik, terutama untuk burung long distance.
Kamis, 16 Juli 2009
Senin, 29 Juni 2009
prumpung
Selasa, 23 Juni 2009
Langganan:
Postingan (Atom)